sms saya:.."Kakak and ponakanku...mau konfirmasi nih, jadi nggak rendevous kita kamis siang?.."
selasa siang
sms kakak:"..pengennya jadi, tapi aku ada pkm nih sampai jam 12.00.."
sms keponakan:"..jadi yuuk..hari kamis ya jam 12.00 di ming resto, setiabudi building.."
selasa malam
sms saya:.".ayuuk.."
So..here we are.. jadi ketemuan di Ming Resto jam 12.15, pengunjung makan siang sudah mulai berdatangan, tapi belum terlalu padat..
Dimulai dengan aneka dimsum..yang sebenarnya kalau kita makan semua..kenyang sekali....
Di lanjut dengan main course sop soon, pokcay + jamur shitake, chicken kung pao dan udang gandum
minumnya cukup chinesse tea sebagai penawar makanan yang kaya bumbu ini...
Yaa..kami tumbuh bersama...dalam arti walaupun kakak saya sudah kenal dunia ini 5 thn sebelum saya, dan 6 thn sebelum keponakan saya..kami besar bersama, saling mengingatkan, saling memuji tak jarang kadang2 kakak saya menjadi icebreaker saya dan keponakan saya tadi diwaktu kecil.. (karena seumuran..selain menjadi teman bermain, sering juga kami menjadi teman berantem...)
Sekarang kami bertiga sudah berkeluarga, sudah ada buntutnya semua...usia kamipun sudah diatas 40 th.....
Pertemuan ini bukan yang pertama, sudah beberapa kali diadakan untuk sekedar update kabar kami masing2 dan hubungan kami memang lebih khusus dibandingkan dengan saudara2 yang lain.....(sorri...else!)
Awalnya kami membicarakan topik yang sedang hangat di keluarga kami..yaitu tentang keponakan lain yang mau menikah...tentang kerepotan yang seru persiapan pernikahannya..lalu berlanjut ke topik lain tentang kakak2 saya (berarti om-tante dan ibunya keponakan saya)...apa saja bisa kami bicarakan....(rumpiii...dasar!).
Terakhir kami membicarakan tentang sosok mendiang mbak Noek (almarhumah adalah ibu keponakan saya yang notabene adalah kakak tertua kami)..
Kita bicara tentang bagaimana seorang 'Mamah' berperan sesuai dengan layaknya seorang ibu rumah tangga yang selalu berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya, selalu ada ketika anaknya memerlukannya, selalu memasakkan makanan, atau selalu cerewet untuk urusan kebersihan kamar mandi......
Heran..kenapa hal-hal seperti ini tidak turun di saya ya?...belum mi..kata hati saya..Kakakmu yang satu ini melewatkan tahun2 lebih lama dari kamu dalam berumahtangga..dan kamu mempunyai masalah yang berbeda...kata hati ini berisik sekali memenuhi pikiran saya...
Saya dan Mbak Noek beda 20 thn..........
Yang tak pernah saya lupa banyolannya adalah kalau rantai persaudaraan itu berbentuk lingkaran..jadi saya yang paling kecil ini adalah kakak beliau..saya nangis saking percayanya...
Karena saya hampir seumuran sama keponakan saya ini, kemana-mana saya sering diajak pergi bersama, dibelikan mainan yang sama..nginep di hotel atau di puncak sudah tidak kehitung seringnya..belum kalau masak, apa saja ditangan kakak saya ini pasti enak.....
Saya dan Mbak Noek beda 20 thn..........
Yang tak pernah saya lupa banyolannya adalah kalau rantai persaudaraan itu berbentuk lingkaran..jadi saya yang paling kecil ini adalah kakak beliau..saya nangis saking percayanya...
Karena saya hampir seumuran sama keponakan saya ini, kemana-mana saya sering diajak pergi bersama, dibelikan mainan yang sama..nginep di hotel atau di puncak sudah tidak kehitung seringnya..belum kalau masak, apa saja ditangan kakak saya ini pasti enak.....
Saya sampaikan ke keponakan saya..satu hal yang saya sangat menyesal adalah..tidak sempat menengok beliau pada saat sakit dan juga saat2 terakhirnya....
Ingatan saya lari ke beberapa tahun yang silam..Beliau telepon saya, dalam keadaan sakitnya beliau masih menyempatkan mendengar kabar dari keluarganya di Indonesia...begini isi pembicaraannya:
"...apik mbak Noek...mbak Noek kepiye keana-ane' (keadaannya)?...."
"..Aku yo kaya ngene mi, suaraku ora jelas yo?...menurut kowe aku ijik mungkin mari (sembuh) ora?..."
"..mbak Noek InsyaAllah bisa mari..nyuwun karo GustiAllah..ami nang kene yo selalu berdoa kagem kesembuhan mbak Noek...."
Rasanya tangisan saya mau meledak sa'at itu..tapi saya harus kuat untuk menahannya..
"Pengen mbak Noek...tapi ora bisa...piye carane'?...."
Kalau saya pikir sekarang...alangkah tololnya saya saat itu.................
Kan tinggal pesan tiket..bilang sama suami saya, kalau mbak Noek pengen sekali ditengok saya...dan seharusnya berapapun jumlah uang yang diperlukan untuk sebuah tiket itu tidak ada artinya dengan keinginan beliau untuk ditengok adiknya ...apalagi tak berapa lama kemudian beliau meninggalkan kami semua....
Waktu itu ketakutan saya adalah..perjalanan menuju ke sana seorang diri tanpa suami...karena suami saya jelas tidak bisa meninggalkan tugas.......(Kakak dan keluarga tinggal di Geneve, Suisse)
Isi pembicaraan ini tidak saya sampaikan kepada 2 orang tadi...karena saya sebenarnya sudah mau menangis pas kami membicarakan tentang beliau..dan tidak kuasa menyampaikannya kepada mereka...sesak rasanya teringat penyesalan saya...
Mendiang kakak saya meninggalkan keponakan saya ini dengan adiknya yang waktu itu baru berumur 17 th..setelah itu mereka tumbuh menjadi manusia2 yang tegar, walaupun saya tahu mereka begitu kehilangan sosok 'Mamah' itu....
Hebatnya lagi memori tentang 'Mamah ini melekat kuat di jiwa mereka...seolah sang 'Mamah' ini selalu menemani mereka...
Saya rasa Mbak Noek bangga sekali dengan kedua putrinya ini....setelah meninggalnya, mereka tumbuh dan menjadi kuat dengan asuhan ayahnya..tapi kelembutan dan jiwa keibuan kakak saya selalu dirindukan dan menjadi panutan mereka.....dan saya juga.............
.............. miss u ...mbak Noek...............
Sementara mereka mulai berbicara panjang lebar dengan topik lain...pikiran saya seolah tidak lepas dari penyesalan saya..coba saya sempat menengok beliau, coba saya bisa mengalahkan rasa takut saya untuk bepergian seorang diri...
Sudah jam 14.00..Sudah waktunya kami berpisah..dan membuat janji lagi untuk ketemuan di tempat lain lagi...dan cerita-cerita lain....yang tidak pernah habisnya....
No comments:
Post a Comment