Perjalanan ini saya lalui hampir setahun lalu tepatnya tanggal 28 April - 5 mei 2009 dengan daerah tujuan Beyrouth dan Dubai..Di Beirut sampai tanggal 2 mei....
...Ijinkanlah saya berbagi untuk anda...
Siang itu kurang-lebih jam 13.00 waktu setempat, kami tiba di Beirut Rafic Hariri International Airport disambut oleh kakak saya dan stafnya, saya bersama rombongan kecil yang terdiri dari 8 orang ibu-ibu termasuk saya dan satu anak 6 thn (Irfan)..pesawat kami terlambat 1 jam karena delayed sewaktu transit di Dhoha, Qatar..
Penat 18 jam perjalanan tidak terasa..setelah kami disambut dengan baik di Kedutaan Besar Indonesia, dengan senyum ramah Bapak dan Ibu Duta Besar dan juga suguhan yang serasa bukan di negeri orang yaitu risoles dan kue ku juga teh hangat.
Setelah berbincang-bincang melepas kangen, kamipun di ajak menikmati kota Beirut yang berbukit-bukit dengan kilauan laut di kejauhan sana dari teras balkon Gedung KBRI..subhanallah...indah dan cantiknya.
indahnya kota Beirut dari kejauhan
Malamnya kami diajak citytour mengelilingi kota melewati gedung-gedung pusat pemerintahan dan singgah di mesjid besar di kota itu yaitu Al Amin , disampingnya terdapat Gereja yang tidak kalah indahnya The Saint louis Church of The Capucins,dilanjutkan dengan ziarah di makam mantan Perdana Menteri Rafic Hariri disebelah mesjid Al Amin tadi. Ex PM yang namanya diabadikan menjadi nama Bandara internasional Beirut ini wafat di diserang bom ketika hendak meresmikan salah satu tempat niaga mewah di daerah itu pada th 2005. Beliau wafat dengan pengawal-pengawal setianya. Diceritakan PM ini terkenal disegani banyak orang sekaligus dibenci oleh sebagian kalangan.
tampak depan Mesjid Al Amin diwaktu malam
Yang membedakan kota Beirut dengan kota lain adalah dititik-titik tertentu beberapa tentara berjaga lengkap dengan senjatanya, timbunan karung pasir dan kadang juga dipasang kendaraan tank..
Seperti kita ketahui Beirut adalah daerah konflik yang tidak ada habisnya. Selain menjaga kedaulatan dari incaran Israel, mereka juga sibuk bertikai antar kelompok di dalam negeri, sampai saat ini Lebanon dalam status state of war .
Selebihnya adalah indah..kami tak berhentinya berdecak kagum melihat keindahan alamnya diwaktu malam, dengan lampu-lampu juga pemandangan lautnya.
Kemudian kami diajak menikmati tempat hangout-nya orang Beirut di Down town, yakni Place d' Etoile..
Di tempat ini ada kedai kopi Starbucks, Costa dan butik-butik kecil apik di kanan- kiri pedestrian yang cukup lebar dan nyaman dengan harga yang selangit..dan juga berseliweran pria-pria gagah dan wanita-wanita cantik dengan busana yang beragam.. (Lebanon terkenal dengan kecantikan dan kerupawanan orang-orangnya). Gaya hidup mereka sangat modern dan nampak kegairahan konsumtif yang menonjol.
Ada jam besar di sana yang diletakkan sebagai landmark daerah itu..kakak ipar saya berujar.." itu jam gadangnya kota ini"....hahaha bisa saja.
Sejenak kami ambil foto-foto di tempat ini dan tak terasa malam semakin larut ..dan mata sudah mulai berat..tapi terlihat pengunjung daerah itu makin ramai, kafe-kafe mulai penuh..orang-orang seperti memiliki energi ekstra untuk menghabiskan malam. Menurut pak sopir yang juga berfungsi sebagai tour-guide kami malam itu, orang lebanon baru makan malam sekitar pukul 10.00 malam dan mereka suka bersenang-senang hingga larut malam bahkan dini hari.
Terasa berat untuk melangkah, akhirnya kami menyerah dan pulang..begitu sampai tempat tidur, saya sudah tidak ingat apa-apa lagi...lelahnya..
Pagi harinya setelah sarapan, kami pergi ke Jeita Grotto, sebuah Gua Raksasa berisi stalagtit dan stalagmit kurang lebih 1,5 jam perjalanan dari kota .
Perjalanan tidak terasa lama, karena pemandangan yang kami lihat jauh lebih indah daripada waktu malam...Kilauan laut dari kejauhan, rumah-rumah penduduk yeng berbukit-bukit..rasanya tidak percaya saya bisa melihat semua ini..seperti di kartu pos2..Puri-puri indah lengkap dengan kolam renangnya terlihat dari kejauhan..hmmmm...
The weather was so nice, kami beruntung saat itu sedang peralihan dari musim semi menuju ke musim panas..jadi udara terasa sejuk(temperatur berkisar 14 - 22 derajat celsius). Tanaman berbunga mulai di tanam dan sebagian sudah memperlihatkan keindahan bentuk dan warnanya.
Kondisi alam Lebanon tidaklah seperti kondisi negara timur-tengah pada umumnya yang gersang dan banyak padang pasir, karena letak geografisnya di utara dan dekat dengan daratan Eropa sehingga masih mengalami 4 musim. Dengan konturnya yang berbukit-bukit dan didominasi pohon-pohon Chedar (sejenis cemara) yang dijadikan lambang dalam bendera negara ini. Sejauh mata memandang kehijauan yang ditimbulkan pepohonan ini amatlah menyejukkan hati.
Tapi kami sedikit terganggu dengan cara mereka mengendarai mobil, tidak sabaran layaknya sopir metromini di Jakarta..dalam satu hari itu saya melihat 3 kali kecelakaan yang jelas-jelas karena cara mengemudi mereka yang seperti belum punya sim itu..
Oya mobil kami disopiri oleh Pak Ali asli lebanese yang sudah lama bekerja di KBRI...beliau sudah mengenal karakter orang kita, jadi mengendarai mobil dengan baik. Pak Ali ini selain baik (tentu saja ganteng) sabar sekali menghadapi ibu-ibu dan juga mudah membuat Irfan merasa nyaman.
Patung raksasa di Jeita Grotto
Akhirnya sampai juga di Jeita Grotto, tempat parkirannya cukup luas. Setelah antri membeli tiket, kami menaiki gondola (sky-lift) menuju lokasi gua..
Begitu kami memasuki gua tersebut, hati ini tak henti-hentinya berightifar menyebut-nyebut kebesaran Tuhan...terasa sekali kami seperti memasuki daerah yang bukan teritorial manusia, tapi Yang Maha Besar..betapa tidak?..hanya dari kumpulan tetesan air yang berproses ribuan tahun, terciptalah ratusan-ribu bentuk staglatit dan stalagmit yang sangat sangat indah..dibantu dengan ratusan lampu-spot ditempat-tempat strategis menambah suasana magis dan indahnya gua yang besar ini...
Saya merasa kecil dan tidak ada apa-apanya...
Setelah itu kami juga bisa menikmati pemandangan menakjubkan dari gua ini dengan perahu di atas sungai yang mengalir bawah..sayang kami tidak bisa mengambil gambar di sini, karena dikhawatirkan mengganggu keberlangsungannya proses pembentukkan stalagtit dan stalagmit itu.
Sepulangnya dari Jeita Groto kami makan siang di Monier Lebanese Cuisine Resto..Disini kami diajak menikmati makanan ala lebanon yang terkenal sangat lezat..Resto ini berada di tepi bukit dengan interior mewah dan kaca-kaca besar sehingga kita bisa menikmati pemandangan indah berbukit-bukit sekitarnya. Terhampar kebun anggur yang luas, yang konon cerita anggur Beirut termasuk salah satu anggur terbaik di dunia.
Makanan pembuka adalah cream soup dan aneka salad dengan roti pata dengan 2 macam dressing dari kacang dan dari buah alpokad, dua-duanya sama-sama lezat, dilanjutkan dengan barbeque dari daging kambing, ayam, sapi dan ikan.
Yang menjadi bintang dari meja itu adalah Fried Sultan Sulaeman Fish yang gurihnya dan krispinya masih terbayang hingga kini..
Juga disediakan sejenis nasi lemak / goreng yang rasanya pas untuk lidah kita.
Sebenarnya urutan kemudian adalah dessert yaitu buah, tapi sudah tidak sanggup lagi untuk menelannya..kenyanng..
Kemudian ditutup dengan kopi pahit khas lebanon..Pada mulanya saya menolak, tapi pak Ali bilang, "ini adalah cara khas kami untuk menutup rangkaian acara makan..dan bagi kami kopi adalah obat..cobalah!"..So saya minum 1 gelas kecil kopi hitam itu..yang ternyata ..hmmm memang enak!
Lokasi tujuan berikutnya adalah daerah Byblos Harbour, tempat para jetsetters menambatkan speed-boad mereka, tapi kami hanya cukup menikmati dari luar saja. Di Byblos ini kami menikmati sunset di tepi laut, juga mengunjungi situs peninggalan nenek moyang mereka bangsa Phoenicia dan juga ada pasar seni yang dibuat dengan gaya jaman dulu, unik...so...ladies...it's a shoping time...
The Phoenicians situs, Byblos
Susana pasar seni di
Byblos. Sepintas seperti pasar-pasar seni di bali, tetapi bila kita masuk di dalamnya..terlihat suasana lain. Barang-barang yang dijual biasanya souvenir2 khas Beirut dan Syria, taplak meja atau sarung bantal sulaman yang indah juga barang antik seperti piring dan pajangan-pajangan.
Bapak kakek ini adalah salah satu pemilik toko souvenir yang berada di pasar seni .
Hari berikutnya giliran
Baalbeck kami kunjungi, 85 km dari kota Beirut dan perjalanan kurang lebih kami lalui 2 jam-an..
Baalbeck adalah situs peninggalan kekaisaran Julius Caesar yang melebarkan sayap kekuasaannya di di bumi Beirut ini. Pada tahun 36 BC, Marc Anthony memberikan Baalbeck kepada Cleopatra sebagai hadiah. Beirut adalah kota penting bagi Romawi karena dari titik inilah mereka bisa mengontrol kota2 sepanjang pantai di sekitarnya.
Bangunannya memperlihatkan perpaduan antara the Roman era, the Byzantine era dan terakhir Arab era sejak jendral Abu Ubeida Ibn bin el-jarrah tiba di kota ini, ketika Arab diperintah oleh Kalifah Umar bin Khatab pada thn 636 AD. Perpaduan romawi, kristen dan islam inilah yang membuat unik dan indah sisa reruntuhan situs ini.
Melihatnya saja saya bisa merasakan kebesaran mereka pada waktu itu. Sayang bangunan indah ini terkena gempa beberapa kali, sehingga menjadi hancur walaupun masih tetap dapat dinikmati keindahannya.
The six colums of Yupiter temple, Baalbeck
Dekat situs ini ada kamp pengungsi Afganistan dan dijaga banyak sekali tentara. Pada beberapa titik dilakukan pemeriksaan terhadap kendaraan.
Sekedar cerita..walaupun dijaga banyak tentara, kami sama sekali tidak merasa terancam atau takut..lha model2 Tom Cruise, Leonardo Dicaprio gitu ..yang ada malah pengen di ajak foto..hi3x.
Irfan minta difoto di salah satu Jeep tentara di depan reruntuhan itu..
Setelah pengambilan foto selesai saya ditegur oleh mas Robert Pattinsons...."Sorry mrs, you can't take a picture here.." Saya sambil ngloyor pergi bilang "sorry.." (duh kok nggak jd bintang pilem aja si mas?)
Baalbeck, karena kondisinya yang akustik sering kali digunakan juga untuk acara-acara pertunjukkan pentas musik di musim panas.. Pernah sekali waktu beberapa musisi dunia mengadakan pagelarannya di sini, KBRI juga tidak mau ketinggalan mementaskan pertunjukkan sendratari wayang orang Ramayana.
Makan siang kami mencoba fastfood ala lebanese, namanya
Shawarma sejenis martabak dengan isi daging kambing, sapi atau ayam dan diberi acar tomat dan timun di sampingnya..serta mayonaise...mantapf!
Beberapa tempat lagi yang kami datangi adalah toko souvenir besar di daerah
Bourj Hammoud yang menjual kristal-kristal dalam bentuk gelas, peralatan makan, dan juga tempat tissue gold-plated dengan lambang Lebanon didalamnya, kemudian Pusat penjualan batu-batu khas timur tengah, disini dijual aneka ragam batu-batu baik masih belum diolah maupun sudah dalam bentuk cincin, kalung atau hiasan lainnya.. Batu-batuan yang dijual ada yang murah ada pula yang kelas satu, beruntung penjualnya jujur karena saya tidak bisa membedakannya..
Oya..hal yang tidak boleh dilupakan
...coklat..
Asal anda tahu..coklat buatan lebanon..very very yummy...bahkan di Jakarta sudah ada gerai coklat lebanon ini di 2 mall besar,
Patchi. Patchi termasuk toko coklat yang ekslusif dan mahal, ada lagi toko coklat lain yang tak kalah enaknya yaitu
Patibon, kami di toko itu ada hampir 2 jam...asik memilih coklat..lucu-lucu si..
Sebenarnya masih banyak tempat-tempat lain untuk dikunjungi , seperti
The Statue of Virgin Mary (patung raksasa Bunda Maria),
Gunung Faraya dan
Chout Cedars yang belum mencair es seluruhnya sehingga masih bisa untuk ice-skating, juga beberapa Museum Art yang sebenarnya ingin sekali saya datangi..sayang waktu kami terbatas dan kami harus segera melanjutkkan perjalanan ke Dubai.
...So walaupun hanya sebentar tetapi saya bersyukur sekali mendapatkan kesempatan mengunjungi kota ini..Kota yang diberitakan penuh konflik dan selalu dijaga tentara itu sebenarnya indah sangat indah baik pemandangan alamnya, daerah-daerah tujuan wisatanya..dan sangat-sangat recomended untuk menjadi
Tempat Wajib Didatangi....
Tak heran kenapa Tuhan mengirim seorang
Kahlil Gibran tinggal di sini....
salam..
sunset di Byblos