Yaa... lain...
Biasanya jam 09.00, di hari pertama idul fitri selama belasan tahun ini..kami sudah komplit berkumpul di rumah masa kecil..dan siap melakukan sungkeman kepada Ibu tercinta..
Kali ini lain...
memang jam 09.00 kami sudah berkumpul...
tapi tidak lagi sungkeman..tidak bisa..karena Ibu terbaring di kamarnya sejak pulang dari rumah sakit dengan perawatan homecare..
dan untuk menjaga kestabilan emosinya, kami masuk ke kamar beliau satu-persatu keluarga dan memberi sedikit jeda..supaya Ibu tidak kelelahan mengingat keadaan jantungnya yang mulai melemah...
alhamdulillah beliau masih mengenali kami putra-putrinya, cucu-cicitnya..dan yang penting..(seperti)mengerti apa yang kami utarakan seperti misalnya saya..:
"Ibu ngaturaken sugeng riyadi..nyuwun pangampunten sedoyo kelepatan dalem/Ibu selamat hari lebaran, mohon maaf segala kesalahan saya).."
terus ibu menatap saya.."kowe Ami?/kamu Ami"
saya menjawab lirih.".Injih/iya bu.."
terus Ibu berkata dengan suara pelan"..Iyo.."
kemudian saya dengan dada yang sesak mengutarakan kepada beliau..
"Maturnuwun Ibu..mau menemani kami putra-putri dan wayah/cucu dan memberi pangestu sampai hari ini..Ibu cepat sembuh yaa..."
....Ibu menatap saya lama dan tersenyum.....
"Ibu ngaturaken sugeng riyadi..nyuwun pangampunten sedoyo kelepatan dalem/Ibu selamat hari lebaran, mohon maaf segala kesalahan saya).."
terus ibu menatap saya.."kowe Ami?/kamu Ami"
saya menjawab lirih.".Injih/iya bu.."
terus Ibu berkata dengan suara pelan"..Iyo.."
kemudian saya dengan dada yang sesak mengutarakan kepada beliau..
"Maturnuwun Ibu..mau menemani kami putra-putri dan wayah/cucu dan memberi pangestu sampai hari ini..Ibu cepat sembuh yaa..."
....Ibu menatap saya lama dan tersenyum.....
Kemudian giliran suami dan anak-anak untuk menghaturkan selamat lebaran kepada Ibu serta menciumnya..
Entah apa yang dialami oleh kakak-kakak dan keluarga masing2..yang jelas kami merasakan hal yang sama..Lebaran ini terasa lain..
Lebaran ini beda..
Saya teringat sewaktu di malam takbiran kemarin..seperti biasa saya menata ruang tamu dan ruang makan, menghias dengan bunga-bunga dan dedaunan yang ada di rumah itu..menata kue-kue kering dan memasang kain untuk digunakan sebagai alas meja..
ini pekerjaan yang paling saya sukai setiap malam takbiran...rasanya seperti kembali ke masa lalu bermain-main dengan barang-barangnya Ibu...saya pasang hiasan kuningan Ibu yang memang cukup banyak di rumah itu untuk melengkapi penampilan meja..
Ibu langsung bilang.".Aku pengen weruh".. dengan menunjukkan muka antusias.."Terke aku merono/antarkan aku ke sana..".
ah Ibu..maaf..Ibu belum bisa....
Tapi di atas semua ini...
mengingat betapa waktu Ibu di rumah sakit beberapa waktu yang lalu sempat mengalami masa krisis..
dan teringat betapa takutnya saya dan kakak-kakak kehilangan beliau ..
dan saya sewaktu itu tidak berani membayangkan lebaran kali ini seperti apa..
dan waktu itu kami bersatu mendoakan dan berupaya supaya Ibu segera pulih....
sungguh Lebaran kali ini Tuhan memberikan berkah dan rahmatNya yang sungguh manis buat keluarga kami...
kami masih bisa merasakan beliau ada diantara kami..memberikan pangestunya..memberikan senyum hangatnya..
mengingat betapa waktu Ibu di rumah sakit beberapa waktu yang lalu sempat mengalami masa krisis..
dan teringat betapa takutnya saya dan kakak-kakak kehilangan beliau ..
dan saya sewaktu itu tidak berani membayangkan lebaran kali ini seperti apa..
dan waktu itu kami bersatu mendoakan dan berupaya supaya Ibu segera pulih....
sungguh Lebaran kali ini Tuhan memberikan berkah dan rahmatNya yang sungguh manis buat keluarga kami...
kami masih bisa merasakan beliau ada diantara kami..memberikan pangestunya..memberikan senyum hangatnya..
..walaupun nyanyian yang terdengar dari mulut beliau mulai terdengar lemah....
Alhamdulillah ya Allah...
terima kasih Engkau memberikan kesempatan kami
untuk bersama dengan Ibu di lebaran ini..
Ya Allah..muliakan Ibu kami
Ibu yang melahirkan dan membesarkan kami
Sayangilah beliau seperti beliau menyayangi kami sejak kecil..
bahagiakanlah beliau di sisa hidupnya ini...
Kakak saya bilang...andai ada 1000 penyembuh di muka bumi ini, tidak ada yang menandingi pangestu dan doa seorang Ibu yang bisa menyembuhkan sakit kita..
Kakak saya yang lain bilang..andai ada uang 1juta atau 3x lipat uang kita, atau kita memberikan seluruh harta benda kita bahkan 1000 x dari itu,... kita tidak dapat membalas/mengganti budi dan jasa seorang Ibu kepada kita...
budi dan jasa Ibu tak terganti...