...mbak Ami, saya masih punya utang..
lho utang apa ni mbak Wiwid?
..saya janji ingin nengok Ibu mbak Ami,
ya ampun...gapapa lho mbak..
..saya ingin sekali mbak..kapan bisa?
Itulah penggalan percakapan kami beberapa hari yang lalu..hingga akhirnya jadilah hari rabu kemaren, kami bertemu di Citos ..
...dan meluncurlah kami dengan Brionya ke rumah Ibu saya di bilangan daerah Tebet.
Dijalan percakapanpun mengalir..disela kemacetan panjang di atas fly over antasari, kami bicarakan banyak hal..terutama mengenai Ibu saya, Ibu nya, Ibu pada umumnya...
Saya tertegun dengan perhatiannya terhadap Ibu . Ini bermula dari tanggal 22 Desember 2011 lalu, saya pasang foto Ibu berbaring dengan saya disamping beliau di Display Picture saya..
Ada beberapa teman yang komentar dengan foto itu pada saat itu
Termasuk mb Wiwid ini..
Tapi Mb Wiwid ini beda,.... secara berkala menanyakan perkembangan kesehatan Ibu saya dan menyatakan ingin sekali bertemu Ibu..
Dia bilang dia salut dengan perjuangan beliau (Ibu) dalam menghadapi sakitnya, dan kebersamaan kami putra-putrinya dalam merawat Ibu..dia ingin banyak belajar katanya..
Tibalah kami di rumah Ibu, saya bawa masuk ke kamar Ibu...Rumah Ibu siang itu terasa lengang, besar dan sepi..Tetapi begitu masuk ke dalam ruangan kamar tidurnya..suasana terasa hangat..
Selalu itu yang saya rasakan...memang jantung rumah ini adalah Ibu..kehadirannyalah yang membuat rumah menjadi hangat..
Bertemulah mereka...
Ibu masih tidur..perlahan saya bisikkan salam saya :
' Sugeng siang Ibu..ini ada teman Ami ingin kenalan sama Ibu..namanya Wiwid...'(dalam bahasa Jawa)
perlahan Ibu membuka matanya yang sebelah kiri..ditatapnya sosok mb Wiwik dengan mata hangat
Mb Wiwid hampir tidak berkata apa-apa..malah matanya mulai mengabut...
Di genggamnya tangan ibu dengan mata mereka yang tak lepas menatap ..
komunikasi sepertinya berjalan dengan cara itu..
Setelah itu saya ajak minum teh di ruang tamu..kembali pembicaraan mengalir..
Dia bilang sekali lagi , kagum dengan perjuangan Ibu, kekompakan kami putra-putrinya dalam merawat Ibu..
Saya bilang..ini sudah dengan sendirinya, beginilah kami dididik orangtua kami untuk selalu bersatu dan rukun dalam apapun..
Dia bilang Ibu pasti orang yang hebat di masa mudanya dalam mendidik kami..
...mata sayapun mengabut...orang lain bisa menilai Ibu seperti ini...dada saya langsung membuncah, haru
Tahukah kamu mb Wid?.. apa yang terjadi pada hari ini membuat saya jadi berpikir dan merenung
Benarkah saya sudah maksimal dalam merawat Ibu?..membalas kasih sayangnya dalam membesarkan kami dari lahir hingga dewasa ini...
Apa yang dilakukan kami itu sudah seharusnya dan itu belum apa-apa dibandingkan jasanya membesarkan/merawat kami hingga menjadi pribadi-pribadi dewasa ini..
.. justru sekarang saya malah belajar dari dia...
Dia menyadarkan saya..kalau saya masih jauh dari sempurna dalam merawat Ibu..saya jadi ingat ada beberapa kali saya tidak menengok Ibu...atau misalnya saya datangpun, sebagian besar waktu saya isi dengan yang lain seperti rapat dengan kakak-kakak, atau pengajian..tapi bertemu dengan Ibunya, dan intens bertatap mukanya malah sebentar sekali...
Terima kasih mb Wiwid, dengan perhatianmu kepada Ibu, dan do'a yang tulus kepada beliau..menggugah saya untuk lebih sayang dan perhatian lagi kepada Ibu.
Diakhir pertemuan dia bilang : 'Terima kasih ya mbak, saya mendapatkan pelajaran sangat berharga..Ibu pasti bangga dengan putra-putrinya yang kompak yang selau memperhatikan beliau,,,semoga Ibu selalu diberi keberkahan...' Aamiin Ya Robbal'aalamiin
belajar bisa dari mana saja
setiap hari adalah untuk belajar
dan hari ini...
saya banyak belajar dari seorang Mb Wiwid
terima kasih mb...